ewewek cunuk

ewewek cunuk
gadis gilo

Rabu, 01 Februari 2012

(Cerita Pendek – Cerpen Persahabatan) – Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Ivan temanku  sudah menunggu diluar rumah kakekku dia mengajakku untuk bermain bola basket.“Ayo kita bermain basket ke lapangan.” ajaknya padaku. “Sekarang?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Besok! Ya sekarang!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar aku cuci muka dulu. Tunggu ya!”, “Iya tapi cepat ya” pintanya.Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat ke lapangan yang tidak begitu jauh dari rumah kakekku.“Wah dingin ya.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya.Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas. “Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang bermain basket.“Ano!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Ovi?” tanya dalam hati penuh keheranan. Ovi adalah teman satu SMK denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus sekolah.
Bukan hanya itu Ovi juga pindah ke Bandung ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Ovi kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Ivan. “Van! Sini” panggilku pada Ivan yang sedang asyik bermain basket. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas.
“Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Ovi!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Ivan pun datang menghampiri aku dan Ovi.Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Ovi yang tiba-tiba menyapanya. “Ovi?” tanyanya sedikit kaget melihat Ovi yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jogja? Kangen ya sama aku?” tanya Ivan pada Bela. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Ovi yang sudah berbeda dari 3 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Ivan sedikit lemas.
“Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.Akhinya Ovi mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Ovi. Ketika kami sampai di rumah Ovi ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “Vi, ini siapa?” tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan Elisa! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Ivan padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Ivan. “Nggak sih!”  jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus.” Ovi keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?”  tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Ivan tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Ovi aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Ivan padaku. “Maaf banget Vi, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.”  jawabnya kepada Ovi.
“Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Ovi padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu udah dateng, setelah dandan biar bikin Ovi terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Ovi. Sampai dirumah Ovi aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Ovi pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh ano sini masuk dulu! Ovinya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Ovi tante Via memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Ovi. “Ovi ini Ano udah dateng” panggil tante Via kepada Ovi. “Iya ma bentar lagi” teriak Ovi dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Ovi keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Ovi  pun langsung berangkat.
Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Ovi. “Ano kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!”  jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Ovi. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Ovi kami pun memtuskan untuk langsung pulang kerumah.
Sampai dirumah Ovi aku disuruh mampir oleh tante Via. “Ayo Ano mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Via padaku. “Ya tante.” jawabku pada tanteVia .Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam.
“Kemana aja tadi sama Bella?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Bella. Kayanya aku suka deh sama Bella. “Nggak! Nggak boleh aku masih kelas 3 SMP, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Ovi terus. Akhirnya sore harinya Ovi harus kembali ke Bandung lagi. Aku dan Ivan datang kerumah Ovi.
Akhirnya keluarga Ovi siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Ovi.“Ovi aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf ano aku nggak bisa kita masih kecil!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Ovi dan keluarganya berangkat ke Bandung. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Ovi. Aku berharap persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar